Cover Blog

Cover Blog

Friday 16 May 2014

#TalkAbout: Pengertian Reportase Stand Up dan Tips Melakukan Stand Up

Stand Up artinya reportase langsung melaporkan suatu kejadian, peristiwa atau kondisi objek berita langsung dari tempat kejadian. Bagi seorang reporter untuk stand up di hadapan kamera bukan sesuatu yang mudah. Biasanya demam kamera dan perasaan grogi akan menyelimuti para reporter yang baru terjun di lapangan apalagi Anda adalah pemula. Untuk itu, reporter harus mampu menguasai perasaan, suara, dan hal psikis lainnya berkaitan dengan peristiwa atau kondisi saat Anda laporkan. Dengan kata lain, mental dan maindset seorang reporter pada saat stand up harus prima, terutama diperlukan daya improvisasinya.
Disarankan pada saat stand up seorang reporter melengkapi diri dengan catatan kecil yang menjadi pointer kejadian atau kondisi yang harus dilaporkan. Tapi detail dan narasinya harus dia improvisasi sendiri. Dan, yang tak kalah penting adalah eye contact (kontak mata) antara reporter dengan penonton harus tetap dijaga, karena ribuan bahkan jutaan penonton sedang menonton Anda di rumah.


Ada dua jenis stand up. Pertama, stand up yang dilakukan secara live (langsung dari tempat kejadian). Untuk keperluan ini pihak stasiun tv harus menggunakan SNG (Satelit News Gathering) dengan menurunkan peralatan canggihnya seperti OB Van yang dihubungkan dengan anchor di studio. Kedua, stand up rekaman yang dibuat untuk keperluan paket berita.
Seorang reporter harus betul-betul prima dalam melaporkan langsung dari tempat kejadian. Jangan sampai ada kesalahan karena langsung disiarkan kepada pemirsa. Kesalahan sedikit saja akan membuat reportase yang mengecewakan penonton. Sementara yang kedua, jika ada kesalahan bisa diulang sampai menghasilkan stand up yang baik.

Berikut beberapa tips sebelum melakukan stand up reportase:
1.         Cek peralatan syuting (kamera, mic, kabel, lampu) sebelum melakukan stand up.
2.     Jika peralatan sudah siap, siapkan fisik dan mental Anda, termasuk make-up, costum, dan wadrope yang Anda kenakan. Jangan sampai terlihat norak atau tidak enak dipandang.
3.    Pilihlah lokasi yang memungkinkan juru kamera leluasa mengambil gambar, termasuk masalah pencahayaan (minmal key light) dan gerakan kamera.
4.    Aturlah komposisi yang pas dengan cara tetap memperlihatkan latar belakang lokasi kejadian. Untuk mendapatkan komposisi yang baik, maka gnakan frame KS (Knee Shot) agar backgroud tetap terlihat pemirsa. Atau bisa juga dengan LS (Long Shot)
5.   Reporter tidak harus ditempatkan ditengah, tapi sesuaikan dengan backgroud lokasi kejadian. Jika dipaksakan centered bisa terkesan kaku atau backgroud tak mendukung.
6.       Buatlah catatan kecil sebagi pointer pada secarik kertas, yang memuat hal-hal atau point-point penting dari kejadian yang akan disampaikan. Ini dapat diatasi dengan menggunakan alat komunikasi canggih zaman sekarang yakni HP, Tab dan lainnya.
7.          Jika kamera sudah on (dalam kondisi stand by) maka mata harus selalu melihat lensa kamera. Lensa merupakan wakil dari mata penonton. Kalau sampai melenceng maka stand up gagal karena memutuskan kontak mata dengan penonton.
8.  Konsentrasi merupakan hal penting. Jika pikiran sudah beralih memikirkan lainnya, bisa dipastikan stand up Anda gagal. Jadi, tetaplah berkonsentrasi untuk kesempurnaan reportase Anda.
9.        Anda tidak boleh terpaku seperti patung. Gunakan gesture tubuh. Atau bila perlu Anda bisa berjalan-jalan untuk mendesripsikan suatu kejadian atau lokasi suatu peristiwa.
10.   Aturlah suara sebaik mungkin. Jangan gagap, usahakan tetap lancar dan jelas pengucapannya. Jika kondisi lingkungan bising, maka usahakan suara diperkeras. Untuk itu biasanya juru kamera menggunakan headphone untuk mengecek kejelasan dan keras-lembutnya suara.
11.   Tutuplah laporan Anda sesuai dengan jenis berita yang dilaporkan. Jika melaporkan hal-hal sedih, maka tutuplah dengan suara dan mimik muka ikut prihatin. Sebaliknya, jika melaporkan hal-hal yang menggembirakan, sunggingkan senyum ketika menutup laporan.
  

#TalkAbout: Tips Saat Melakukan Interview Menjadi Presenter

Setelah melewati tahap pembelajaran, mulailah untuk menunjukkan kemampuan Anda sebagai seorang presenter yang berkualitas. Bisa dimulai dengan mengikuti berbagai lomba pembacaan berita atau pembawa acara. Baik itu ditingkat kampus atau lomba-lomba yang diadakan oleh media penyiaran. Pengalaman mengikuti berbagai lomba akan menambah pengalaman Anda. Dari perlombaan yang pernah Anda ikuti, bisa Anda cantumkan dalam CV (Curriculum Vitae) saat memasukkan lamaran kerja ke stasiun televisi atau production house.
Selain lomba, Anda juga bisa melatih kemampuan sebagai presenter dengan melakukan magang di berbagai media. Misalkan magang di media cetak sebagai reporter, magang di stasiun radio sebagai reporter atau penyiar acara, dan magang di stasiun televisi sebagai reporter atau presenter.
Meski Anda belum memiliki pengalaman sebagai seorang reporter, penyiar radio atau magang di suatu media, juga tidak memiliki sertifikat pelatihan broadcasting, Anda tetap memiliki peluang sebagai seorang presenter. Hal tersebut bisa Anda lakukan dengan mengikuti lomba calon presenter baru seperti Menuju Liputan Enam yang diadakan oleh SCTV atau stasiun televisi lainnya. Yang penting, Anda mampu menunjukkan kemampuan Anda saat melakukan tes penerimaan tenaga baru.

Dalam proses seleksi tes calon presenter, biasanya meliputi beberapa tahap:

1.   Ujian Tertulis
Tes tertulis ini berisi tentang pengetahuan umum yang berupa kemampuan bahasa Indonesia, bahasa Inggris, pengetahuan dalam dunia penyiaran, dunia perfilman, info terbaru dunia hiburan, serta program acara dari masing-masing stasiun televisi.
Sebagai persiapan untuk tes tertulis ini, kumpulkan beberapa perkembangan berita terbaru yang lagi hangat dibahas di media. Seperti isu banjir, penghargaan musik dan lainnya. Tidak hanya berita nasional, tapi juga internasional. Bisa bidang politik, budaya, olahraga dan sosial.dan ketahuilah program-program acara dari stasiun televisi yang Anda tuju.

2.   Psikotes
Dalam tes ini, memberikan kesempatan untuk Anda menjelaskan secara langsung pengalaman, pengetahuan, keterampilan, dan alasan mengapa Anda ingin menjadi seorang presenter. Hal tersebut, untuk meyakinkan perusahaan bahwa Anda layak untuk melakukan pekerjaan tersebut. Bila Anda masuk dalam tahap ini, tunjukkan kemampuan interpersonal, profesional, dan kepribadian Anda. Jika di dalam CV (Curriculum Vitae) Anda mencantumkan pernah menjadi juara baca berita atau memiliki pengalaman diberbagai organisasi kampus, maka Anda harus bertanggung jawab untuk membuktikannya dan menjelaskannya secara lisan.

3.   Tes Keahlian
Dalam tes ini, peserta diminta untuk membacakan sebuah berita di depan kamera standar broadcast. Selain itu dalam materi tes ini, dituntut kemampuan reportase dan melakukan sebuah wawancara yang bisa dilakukan dengan mencari bahan berita di sekitar lokasi tes. Anda harus percaya diri dan menunjukkan secara maksimal.
Penilaian dalam tes ini meliputi kemampuan membacakan berita, melaporkan suatu peristiwa dari lokasi kejadian, kemampuan vokal, kepribadian, serta penampilan calon peserta. Peserta yang lolos melewati tahap ini, biasanya akan diberikan training selama tiga bulan. Bila telah lolos tahap training, akan menandatangani kontrak kerja dengan perusahaan selama satu tahun.
Jika diterima training di suatu stasiun televisi atau production house pada awal-awal sebagai presenter, Anda akan diarahkan, dipacu, dan dikomentari. Anda harus siap dengan hal tersebut. Milikilah kesiapan mental serta kemampuan bila ingin berkarier di dunia broadcasting. Dan kembangkan terus kemampuan diri Anda, hingga menjadi seorang presenter yang profesional.

Berikut ini beberapa tips yang perlu Anda persiapkan sebelum melakukan wawancara:

a)    Mengetahui profil stasiun televisi atau rumah produksi
Dengan mengetahui profil details dari perusahaan yang Anda tuju berarti Anda memiliki keseriusan untuk bergabung di tempat tersebut. Untuk itu sebelum wawancara, sebaiknya Anda cari informasi lengkap dari stasiun televisi, atau rumah produksi. Jika Anda menemukan keburukan-keburukan perusahaan, tak perlu Anda katakan di sini. Misalnya pada wawancara, Anda tidak menyukai salah satu program acaranya atau memberika kritikan bahwa stasiun televisi tersebut tidak konsisten dalam setiap program acaranya. Anda juga harus mengetahui cara kerja serta tantangan dari seorang presenter dan mampu menjelaskannya dengan baik.
b)   Mampu berkomunikasi dengan baik
Pewawancara, biasanya lebih menyukai seseorang yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Diharapkan dengan komunikasi yang baik, perusahaan mengetahui watak, karakter etos kerja serta kepribadian Anda. Oleh karena itu, tunjukan saat wawancara Anda mampu berkomunikasi dengan baik, penuh percaya diri, sebagai pribadi yang menarik dan memiliki kemampuan.

Berikut ini beberapa tips yang perlu Anda persiapkan saat melakukan wawancara:

a)    Penampilan yang rapih
Kenakanlah pakaian yang rapih, sehingga menunjukkan bahwa Anda sudah siap untuk bekerja secara profesional. Jangan berdandan terlalu berlebihan, atau menggunakan pakaian yang tidak sopan untuk dilihat. Perlu diingat posisi Anda sebagai pelamar, harus menunjukkan peformance terbaik.
b)   Berdiplomasi dengan baik
Terlebih untuk bidang kerja di media, sebagai calon presenter, Anda harus bisa menunjukkan kemampuan untuk berbicara dengan baik, menjawab setiap pertanyaan yang diajukan pewawancara dengan sopan, namun tidak mengurangi isi dari jawaban yang Anda berikan.
c)    Ucapkan salam kepada pewawancara
Selamat pagi, siang, sore kepada pewawancara dan ulurkan tangan Anda kepada pewawancara untuk berjabat tangan. Jabatlah dengan erat jangan terlalu keras atau terlalu lemas.
Tetaplah berdiri sampai Anda dipersilahkan untuk duduk. Duduk dengan posisi yang tegak dan seimbang. Kemudian Anda mempersiapkan CV (Curriculum Vitae) Anda, dan lakukan kontak mata dengan pewawancara.
d)   Ucapkan terima kasih pada akhir wawancara
Ucapkan terima kasih kepada pewawancara atas waktu dan kesempatan yang diberikan kepada Anda. Setelah wawancara, Anda bertanya tahapan apa yang harus Anda lakukan selanjutnya.

Triono, Hendri. Langkah Awal Menjadi Presenter: Memulai Karier Sebagai Presenter Radio & Televisi. Yogyakarta: Penerbit Cakrawala. 2007.


Tuesday 13 May 2014

#TalkAbout: SHOW TIME! Tips Persiapan Memulai Acara Sebagai Presenter

Usahakan 20-30 menit sebelum acara berlangsung Anda sudah berada di lokasi acara. Dengan datang ke tempat acara lebih awal, bisa digunakan untuk mengetahui kondisi lokasi acara dan Anda manfaatkan untuk persiapan. Manfaatkan waktu tunggu sebelum acara dimulai dengan mengamati kondisi sekitar tempat acara. Jalin keakraban dengan tim kerja lain. Serta bertanya tentang hal yang belum Anda pahami untuk mendukung kelancaraan acara. Dukungan dari tim kerja yang Anda kenal atau baru kenal, dapat memberi semangat bagi kesuksesan Anda dalam membawakan acara.
Bila Anda datang tepat waktu, berarti telah menghargai diri sendiri, karena telah bersikap profesional dan menghargai tim kerja yang lain. Jangan pernah datang terlambat, karena bisa menimbulkan pencitraan diri kurang baik, bagi Anda dihadapan tim kerja yang lain. Meski sebagai presenter pemula, tanamkan dan latih diri Anda untuk bersikap profesional. Jika ingin berkembang, biasakan disiplin, teratur, stabil dan terus ditingkatkan.
Berikut ini beberapa persiapan yang harus Anda lakukan sebelum memulai suatu acara:

I.         Kerjasama dengan Tim Acara
Seorang presenter akan berganti-ganti tim kerja, baik itu partner sesama presenter, atau tim kerja pendukung acara. Usahakan sebelum acara dimulai untuk mengenal terlebih dahulu, supaya tidak ada kekakuan dengan sesama tim kerja.
Bila ada materi acara yang belum jelas dan pahami, jangan ragu-ragu untuk bertanya serta konsultasi. Atau sekadar bertegur sapa dengan kru pendukung acara, untuk menambah keakraban. Anda harus dapat melakukan hal tersebut dengan cepat dan baik, untuk mendukung kerjasama dalam sebuah acara.

II.       Menguasai Tema Acara
Bagi presenter acara, sebelum membawakan sebuah acara, Anda bisa bertanya terlebih dahulu tentang konsep serta tema acara yang akan Anda bawakan pada bagian produksi acara. Bila Anda tidak menguasai konsep serta tema acara, bisa menimbulkan ketidak serasian antara tema acara dengan apa yang Anda sampaikan ke audience. Semisal saat mendapat job memandu sebuah grup musik yang tampil secara live, Anda wajib mengetahui latar belakang dari grup tersebut. Mulai dari aliran musik yang dibawakan, nama personail grup serta album yang telah dikeluarkan. Sehingga saat membawakan acara, suasana bisa lebih hidup dan menarik.
Untuk menunjukan kualitas serta kemampuannya, seorang presenter harus siap membawakan berbagai bidang acara dan menyesuaikan dengan tema acara yang dibawakannya. Seperti saat membawakan acara olahraga, dalam membawakannya harus berbeda dengan acara musik, kuis, atau infotaiment.

       III.     Menguasai Tema Perbincangan
Bagi presenter berita, sebelum melakukan wawancara, dialog atau saat sebagai moderator dalam acara debat terbuka, Anda akan terlihat lebih bisa menghidupkan suasana dan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan kritis, bila telah menguasai tema perbincangannya.
Untuk menguasai tema perbincangan, bisa dilakukan dengan mencari informasi dari materi yang akan Anda bawakan lewat berbagai media, pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain.

IV.     Mengetahui Karakter Audience
Sebelum membawakan sebuah acara, Anda tanyakan ke bagian acara, siapa audience yang akan Anda hadapi. Informasi tersebut meliputi umur dan pendidikan. Sehingga Anda bisa menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami oleh audience Anda. Perhatikan pilihan kata yang mungkin tidak dimengerti oleh audience. Jangan terlalu sering menggunakan istilah teknis atau kata yang mungkin tidak dimengerti oleh audience Anda. Semakin banyak kata-kata Anda yang tidak dimengerti oleh audience, semakin kurang pula respon yang akan Anda peroleh. Sesuaikanlah apa yang Anda sampaikan dengan apa yang Anda hadapi.

V.       Memperhatikan Penampilan
Selain kemampuan yang dimiliki, penampilan menunjukan keprofesionalan seorang presenter dalam membawakan sebuah acara. Cara berpakaian yang baik dan sopan, menunjukan kepribadian seorang presenter. Penampilan, yaitu meliputi jenis pakaian, serta aksesoris yang Anda kenakan. Dalam hal penampilan, kenakanlah pakaian yang serasi, enak, sopan dan sesuaikan dengan karakter Anda.
Kesan pertama yang diperhatikan publik saat Anda memulai membawakan sebuah acara adalah penampilan. Jadi pastikan saat berbicara, audience memperoleh kesan yang baik dari penampilan Anda. Dan sesuaikan pakaian yang Anda kenakan dengan jenis acara yang Anda bawakan. Seorang presenter akan tampil percaya diri mengenakan pakaian dan aksesoris yang sesuai dengan karakter dirinya. Rasa tidak nyaman, akan menggangu saat membawakan acara bila memakai pakaian yang tidak sesuai.

VI.     Menyiapkan Catatan Kecil
Menyiapkan catatan kecil, yaitu dengan meringkas poin-poin dari tema acara yang akan Anda bawakan. Selain lebih praktis, hal ini juga akan mempermudah Anda dalam membawakan sebuah acara.


VII.   Percaya Diri Tampil dengan Baik
Memiliki pikiran yang sederhana sebelum memulai sebuah acara. Yaitu bisa membawakan acara dengan baik. Tidak perlu berpikir yang berlebihan, karena bisa menyusahkan diri Anda sendiri. Tersebyumlah sebelum memulai acara, maka akan mengalir semangat, rasa percaya diri, bahwa Anda bisa menjadi presenter yang baik.
Bila sejak awal sudah ragu dan tidak yakin dengan kemampuan yang Anda miliki, maka hal negatif yang ada dalam pikiran And bisa terjadi. Begitu juga sebaliknya, bila Anda percaya diri tampil dengan baik, maka Anda dapat melakukannya dengan baik. Oleh karena itu, buang jauh-jauh pikiran negatif sebelum memulai acara. Jika Anda percaya diri, Anda pun memiliki peluang untuk tampil dengan masimal—Jika orang lain bisa, kenapa saya tidak.


Triono, Hendri. Langkah Awal Menjadi Presenter: Memulai Karier Sebagai Presenter Radio & Televisi. Yogyakarta: Penerbit Cakrawala. 2007.



Monday 12 May 2014

#TalkAbout: Teknik Membawakan Acara Sebagai Presenter atau Host

Tidak seperti presenter berita, presenter acara dalam membawakan sebuah acara lebih bebas untuk melakukan gerakan tubuh seperti tangan, kaki atau kepala. Gerak tubuh tersebut bisa menghidupkan suasana. Mulailah membuka acara dengan senyum. Meski wajah Anda cantik atau tampan, jika terlihat tegang, tidak menarik untuk dilihat. Dengan senyum, mampu menumbuhkan hubungan yang baik antara presenter dengan publik.
Sapalah publik dengan sapaan yang ramah, hangat dan bersahabat. Seperti, “Selamat pagi pemirsa, bersama Saya dalam acara...”, atau “Selamat malam pemirsa, senang bisa berjumpa kembali dalam acara...”.
Daya tarik presenter terlihat saat mulai membuka acara. Tunjukan Anda senang memberikan informasi yang dibutuhkan publik. Mengawali pembukaan acara, dengan ekspresi wajah yang menyenangkan serta salam sapaan yang hangat, merupakan langkah awal dalam membangun hubungan yang mengesankan dengan publik.


Usahakan membangun kesan pertama dengan baik. Bila kesan pertama yang Anda bangun saat pembukaan sudah tidak menarik, sulit untuk menarik perhatian publik untuk mengikuti acara yang Anda bawakan hingga akhir.
Berikut beberapa kiat dalam membawakan sebuah acara:

1.   Arahkan Pandangan Ke Publik
Saat memulai membawakan acara, pandangan mata Anda fokus ke depan. Menatap ke arah narasumber atau pemirsa di rumah. Pandangan mata menunjukan kepercayaan diri Anda. Bila Anda melihat ke bawah atau membuang pandangan, maka akan menimbulkan pencitraan bahwa Anda kurang percaya diri. Dalam mengarahkan pandangan, mata jangan terkesan galak, namun tampilkan pandangan bersahabat, wajar dan enerjik.

2.   Lakukan dengan Santai Namun Terarah
Untuk acara yang tidak formal dalam membawakan sebuah acara, lakukan dengan santai. Seperti acara musik atau kuis. Namun bisa mengarahkan acara dengan baik dari awal sampai akhir. Bisa dilakukan dengan berbicara santai, namun tetap tertuju pada topik pembicaraan tertentu yang fokus dan terarah.

3.   Tanggapi Kritik dengan Senyuman
Jika ada yang menyampaikan suatu kritik atau masukan yang tidak menyenangkan, tidak perlu ditangapi dengan emosi atau pembelaan yang berlebihan. Jangan keberatan bila Anda dikritik tidak menyenangkan. Semisal ada kritik dari penonton, atau dari narasumber saat Anda salah megucapkan kalimat, atau kurang bisa memahami apa yang disampaikan narasumber dan mendapati sindiran bahwa wawasan Anda kurang.
Tanggapi dan hormati kritik dengan senyuman, serta ucapan terimakasih atas saran dan kritik tersebut. Menahan diri lebih baik, dibanding mudah terpancing emosi yang bisa merusak suasana acara yang Anda bawakan. Pertahankan, intonasi nada bicara Anda, jika Anda berada pada situasi emosi. Karena emosi seseorang, selain terlihat dari wajah, juga terdengar dari nada bicaranya.

4.   Berikan Humor
Sedikit humor bisa megalihkan ketegangan acara. Dan pada jeda-jeda acara isilah dengan humor yang menarik. Humor yang baik yaitu humor yang bisa dimengerti oleh masyarakat secara luas dan jangan terlalu berat. Berikan sedikit humor, selama tidak mengurangi nilai dari tema acara. Humor hendaknya berkualitas dan disesuaikan dengan tema acara, karakteristik audience serta narasumber Anda. Saat menyampaikan sebuah humor, Anda harus bisa menempatkan dengan baik. Jangan memberikan humor yang terlalu kaku atau formal. Selain itu, homur juga bisa dijadikan cara untuk menutupi kesalahan. Semisal Anda salah dalam mengucapkan kalimat yang dilakukan berulangkali karena blank. Sedikit humor bisa mengalihkan perhatian, sehingga acara dapat dilanjutkan ke materi pertanyaan atau topik selanjutnya.

5.   Improvisasi Gerak Tubuh
Bila membawakan sebuah acara terlalu kaku tidak ada variasi gerak tubuh, akan kurang menarik untuk dilihat. Saat membawakan sebuah acara, presenter televisi tidak hanya dilihat dari tampilan suaranya saja, juga gerak tubuhnya sebagai bahasa penegasan. Kedua faktor tersebut saling mendukung saat membawakan sebuah acara. Melakukan improvisasi gerak tubuh saat membawakan sebuah acara dilakukan untuk menghindari kesan monoton. Variasi bahasa tubuh tersebut, berupa kontak mata, ekspresi wajah, gerak kaki maupun tangan.
Ketika malakukan improvisasi gerak tubuh, jangan terlalu over. Karena gerak tubuh yang berlebihan bisa menimbulkan pemaknaan Anda tidak serius. Improvisasi gerak tubuh, lakukan sewajarnya saja, sesuai dengan kebutuhan acara.
Dalam membacakan sebuah berita, hindari gerak tubuh yang tidak perlu. Karena bila terlalu banyak bergerak akan menimbulkan berbagai macam pemaknaan yang berbeda, bahkan bisa tidak sesuai dengan berita yang Anda bacakan. Berbeda saat Anda membawakn acara olahraga, musik atau kuis. Akan lebih menarik saat membawakannya Anda lebih variatif dalam melakukan gerak tubuh. Karena dengan bergerak secara enerjik, akan lebih menghidupkan suasana pada acara yang Anda bawakan.    


Triono, Hendri. Langkah Awal Menjadi Presenter: Memulai Karier Sebagai Presenter Radio & Televisi. Yogyakarta: Penerbit Cakrawala. 2007.

#TalkAbout: Teknik Wawancara Sebagai Presenter

Secara umum sifat sebuah program berita adalah aktual dan tidak ada siaran ulang. Dan untuk siaran berikutnya, harus siap menampilkan berita lebih baru lagi. Untuk mendukung kerja presenter saat melakukan dialog, atau saat menghadirkan narasumber dalam sebuah program berita, diperlukan persiapan serta teknik wawancara yang baik, untuk menghasilkan informasi serta data yang maksimal dari narasumber.



Seorang presenter profesional dituntut untuk selalu siap dan tanggap dalam menjalankan tugasnya. Tidak ada pemakluman atau alasan, “Belum memahami materi, serta tema berita.” Seseorang presenter harus selalu siap dengan dunia jurnalisme dan penyiaran.
Sangat tidak lazim, bila narasumber mengajari kita saat melakukan wawancara, karena tidak menguasai materi perbincangan dengan baik. Meski sebelum melakukan wawancara seorang presenter diberi arahan serta masukan akan jenis pertanyaan apa saja yang harus disampaikan kepada narasumber, presenter harus bisa mengembangkan materi yang sudah disiapkan oleh bagian redaksi. Sehingga mampu membawakan acara perbincangan dengan baik, menarik, tajam, dan mendapatkan informasi yang seluas-luasnya, sesuai dengan keinginan publik.
Tujuan wawancara, yaitu menggali informasi, komentar, opini, fakta, atau data tentang suatu masalah, peristiwa dengan mengajukan pertanyaan kepada narasumber.
Dalam dunia jurnalistik, dikenal beberapa jenis wawancara:
1.   Wawancara Berita
Jenis wawancara yang dilakukan untuk memperoleh keterangan, konformasi atau pandangan tentang suatu masalah atau sebuah peristiwa.

2.   Wawancara Pribadi
Yaitu jenis wawancara untuk memperoleh data pribadi dan pemikiran dari narasumber. Berita yang dihasilkan berupa profil dari narasumber, meliputi identitas diri, perjalanan hidup dan pandangan-pandangan mengenai berbagai masalah. Isi wawancaranya berkaitan dengan masalah aktual atau masalah yang terkait dengan profesi atau hobi yang dimilikinya.


Wawancara akan berjalan dengan baik bila Anda memilik kejelian saat mengajukan pertanyaan. Juga kepekaan dalam menyikam serta menganalisa secara cepat jawaban dari narasumber yang Anda wawancarai.
Berikut ini, beberapa teknik serta persiapan yang perlu dilakukan sebelum melakukan wawancara:

I.             Persiapan Wawancara
Kualitas suatu wawancara, dipengaruhi oleh kecerdikan Anda saat mengajukan pertanyaan. Oleh karena itu, sebelum melakukan wawancara ada dua tahap yang harus dilakukan.
1.   Menyiapkan Pertanyaan
Sebelum melakukan wawancara, siapkan pertanyaan dalam kertas kecil danbuat catatan singkat untuk mempermudah saat mengajukan pertanyaan.

2.   Persiapan Data yang Cukup
Lakukan persiapan sebelum melakukan wawancara. Jangan melakukan wawancara dengan kepala kosong tanpa persiapan tentang tema, topik serta referensi narasumber yang akan Anda wawancarai. Carilah referensi data tentang narasumber dan tema wawancara dari majalah, buku, koran dan internet.

Setelah memiliki persiapan, teknik wawancara yang baik diperlukan untuk menghasilkan informasi yang ingin diketahui oleh publik. Untuk itu seorang presenter harus memiliki kemampuan intelektual serta teknik berkomunikasi yang baik. Saat mempersiapkan sebuah wawancara, posisikan pikiran Anda mewakili pikiran masyarakat pada umumnya. Dan pikiran informasi apa saja yang diinginkan masyarakat. Anda jangan berpikir hanya untuk memenuhi rasa ketertarikan Anda sendiri, bila kebetulan temanya Anda sukai.  

II.           Cara Efektif Melakukan Wawancara
1.   Jelas dan Ringkas
Gunakan kalimat yang sederhana, pendek dan kalimat langsung saat melakukan wawancara. Makin sedikit kata-kata yang Anda gunakan, makin kecil kemungkinan terjadinya kerancuan pemaknaan yang dipaham oleh narasumber dan publik. Pertanyaan yang ringkas, bisa dengan menggunakan kata-kata yang sederhana. Seperti, “Mengapa bisa terjadi, bagaimana menurut Anda, bisa dijelaskan pendapat Anda, solusi terbaik untuk masalah ini”.

2.   Mengajukan Pertanyaan Berurutan
Dalam mengajukan pertanyaan, harus berurutan. Sehingga narasumber dapat memahami dengan mudah maksud dan tujuan dari pertanyaan. Kalau ada pertanyaan yang belum disampaikan namun secara tidak langsung sudah dijawab, tidak perlu mengulang lagi pertanyaan tersebut, karena akan mendapat jawaban yang sama dan akan menghabiskan waktu.

3.   Pertanyaan yang Berkualitas
Ajukan pertanyaan dari awal sampai akhir acara dengan pertanyaan yang bisa memberikan jawaban panjang dan bisa memunculkan opini. Jangan mengajukan pertanyaan yang membuat narasumber memberikan jawaban singkat atau hanya satu kata.

4.   Wawancara Secara Alamiah
Lakukan wawancara secara alamiah, jangan dibuat-buat, yang bisa menimbulkan kesan kaku, dan bisa menyebabkan Anda tidak memperoleh data serta informasi yang diinginkan.

5.   Mendengar dan Menganalisa Jawaban dengan Cepat
Saat melakukan wawancara, Anda tidak hanya aktif berbicara, juga aktif mendengarkan. Selain mendengar jawaban dari narasumber, Anda juga menganalisa jawaban tersebut dengan cepat. Sehingga bisa menjadi materi pertanyaan selanjutnya, untuk mendapatkan informasi serta data yang Anda inginkan.

6.   Mengarahkan Tema Pembicaraan
Ketika melakukan wawancara, Anda dituntut bisa mengarahkan tema pembicaraan dengan baik. Tak jarang saat wawancara, narasumber menjawab pertanyaan terlalu melebar, atau keluar dari tema pembicaraan. Untuk itu, Anda harus segera mengarahkan jalannya perbincangaan, sehingga tidak keluar dari tema acara dan tetap menarik. Bila narasumber telah keluar dari tema, potonglah pembicaraan dengan sopan. Saat akan memotong pembicaraan, sebaiknya Anda menyampaikan kata maaf terlebih dahulu. Kemudian, mengingatkan kepada narasumber akan tema serta topik yang dibahas pada kesempatan tersebut. Setelah kembali ke topik perbinacangan, Anda bisa melanjutkan ke materi berikutnya.

7.   Waktu yang Tepat Menyela Pembicaraan
Ada saatnya seorang presenter menunggu waktu yang tepat untuk menyela pembicaraan. Menyela pembicaraan yang tepat, dilakukan dengan memikirkan apa yang akan Anda katakan sebelum mengucapkannya. Karena memotong kalimat yang tidak tepat akan membingungkan narasumber. Sebaiknya dalam menyela pembicaraan, gunakan kalimat yang penting saja, supaya mudah dimengerti dan dipahami oleh narasumber.

8.   Mengakhiri dan Menyimpulan Hasil Wawancara
Bila waktu sudah tidak memungkinkan untuk melanjutkan perbincangan, sampaikan kepada narasumber dengam memotong kalimat untuk menyingkat waktu dan ucapan secara lembut namun jelas. Dengan megucapkan kata maaf terlebih dahulu, saat akan memotong pembicaraan. Serta sampaikan bahwa waktunya sudah hampir habis dan katakan, “Mengingat keterbatasan waktu yang kita miliki, bisa kita lanjutkan di lain waktu dan kesempatan. Semoga dari pembicaraan ini dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat”.
Wawancara ini diakhiri dengan memberikan kesan, bahwa Anda sebenarnya masih ingin meneruskan perbincangan tersebut. Namun karena waktu telah terbatas, maka wawancara harus segera diakhiri. Dengan demikian, narasumber tetap merasa dihargai. Dan akhiri suatu wawancara dengan memberikan kesimpulan yang singkat dan jelas kepada publik, dari hasil wawancara atau dialog yang telah Anda lakukan.


Triono, Hendri. Langkah Awal Menjadi Presenter: Memulai Karier Sebagai Presenter Radio & Televisi. Yogyakarta: Penerbit Cakrawala. 2007.